Diktator Italia, Benito Mussolini
Paham fasisme memang jadi biang keladi terjadinya Perang Dunia II mulai 1939 hingga 1945. Namun beberapa tahun sebelum itu, ada kisah ngeri saat fasisme jadi ancaman dalam sepakbola.
Piala Dunia 1938, digelar di Prancis tepat setahun sebelum genderang perang dipukul kencang oleh dua sosok pemimpin fasis, Adolf Hitler dari Jerman, dan pemimpin fasisme Italia, Benito Mussolini.
Ya, ada kisah kemanusiaan dan kejahatan Mussolini yang lahir di partai final Piala Dunia 1938, yang mempertemukan Italia dengan Hungaria, di Stade Olympique de Colombes, Paris, 19 Juni 1938.
Sementara itu, Hungaria hanya mampu membalas dua gol lewat Pal Titkos menit 8, dan Gyorgi Sarosi menit 70.
Benar saja, ada yang tak benar dengan kemenangan Italia. Menurut laporan The Guardian, 22 pemain Italia yang saat itu akan bertanding menerima telegram langsung dari Mussolin. Isinya sebuah ancaman. Jika Italia gagal juara, maka 22 pemain beserta seluruh ofisial tim akan ditembak mati sesampainya di Italia.
“Vincere o morire!" atau dalam Bahasa Indonesia berarti “menang atau mati!” bunyi isi telegram Mussolini kepada para pemain Italia dalam buku Great Moments in World Cup History, yang ditulis Diane Bailey pada 2010.
"Saya mungkin membuiarkan empat gol bersarang ke gawang saya. Tapi setidaknya saya sudah menyelamatkan nyawa mereka (22 pemain Italia)," kata Szabo dikutip Bleacherreport.
80 tahun berlalu setelah kisah kelam ini. Pada akhirnya, ada nilai-nilai kemanusiaan dalam sepakbola. Tak hanya pertandingan 2x45 saja, tapi lebih besar dari itu sepakbola bisa mengubah nasib setiap pelakunya.
0 comments:
Post a Comment